Saat Harga Ayam Goreng Lebih Mahal dari Harga Emas
Read Time:1 Minute, 24 Second
Harga ayam goreng naik drastis? Rasanya seperti dunia jungkir balik https://cdn.ifsc-climbing.org/domino99/ Bayangkan, makanan sejuta umat ini tiba-tiba menjadi simbol kemewahan, lebih berharga dari perhiasan di toko emas.
Dulu, ayam goreng jadi pilihan makan hemat, sekarang menjadi barang mewah. Anak kos mulai menghitung ulang anggaran, bertanya-tanya apakah beli emas lebih masuk akal dibanding paha ayam.
Restoran cepat saji pun berubah jadi tempat pamer status sosial. Mereka yang memesan bucket ayam lengkap dianggap kelas atas, setara dengan pemilik mobil mewah atau investor properti.
Kreasi ayam goreng tiba-tiba jadi sorotan. Orang berlomba-lomba membuat ayam goreng di rumah, meski hasilnya sering jauh dari ekspektasi. “Resep rahasia” mendadak jadi konten viral di internet.
Harga emas mungkin stabil, tapi harga ayam goreng terus melonjak. Bumbu, minyak, dan tepung ikut menyumbang inflasi kecil-kecilan, membuat cita rasa ayam goreng terasa lebih eksklusif.
Ayam goreng kini jadi barang langka di pesta ulang tahun https://townofreidville.org/ Anak-anak mulai diberi alternatif seperti mi goreng atau kerupuk, karena orang tua enggan mengorbankan tabungan demi drumstick.
Beberapa orang mulai berinvestasi di ayam hidup, menganggapnya lebih menguntungkan dibanding investasi emas. Ayam jadi “aset” baru, dipelihara dengan harapan harga terus naik.
Meme tentang ayam goreng menjadi hiburan. Netizen menyebut ayam goreng sebagai “logam mulia baru” dan bercanda bahwa cincin pertunangan bisa diganti dengan paha ayam yang dilapisi tepung.
Di tengah situasi ini, ayam goreng menjadi simbol ironi. Di satu sisi, itu adalah makanan sederhana, tapi di sisi lain, harganya mencerminkan betapa absurdnya ekonomi sehari-hari.
Ketika ayam goreng lebih mahal dari emas, kita sadar satu hal: makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga kenangan. Meski mahal, aroma ayam goreng tetap mampu menghidupkan rasa bahagia
Average Rating